Tugas
Ilmu Budaya Dasar
Rangkuman Ilmu Budaya Dasar Bab IX Manusia dan Tanggung Jawab
Ilmu Budaya Dasar
Rangkuman Ilmu Budaya Dasar Bab IX Manusia dan Tanggung Jawab
Disusun Oleh:
Jeffry (15214614)
Kelas: 1EA20
Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen
Depok 2014
Jurusan Manajemen
Depok 2014
Bab IX
Manusia dan Tanggung Jawab
Manusia dan Tanggung Jawab
A)
Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah,
keadaan wajib menanggung segala sesuatuanya.
Sehingga bertanggung jawab menurut
kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul
jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung
akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati,artinya
sudah menjadi bagian kehidupan manusia,bahwa setiap manusia pasti di bebani
dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab,maka ada pihak
lain yang memaksakan tanggung jawab itu.
Tanggung
jawab adalah ciri manusia beradap (berbudaya).Manusia merasa bertanggung jawab
karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatanya itu dan manyadari pula
bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.Untuk memperoleh
atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu di tempuh usaha melalui
pendidikan penyuluhan,keteladanan,dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B) Macam-Macam Tanggung
Jawab
1) Tanggung
Jawab Terhadap Diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menunutut kesadaran
setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan
kepribadian sebagai manusia pribadi.
2) Tanggung
Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan
masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri,ayah-ibu dan anak-anak dan
juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab kepada keluarganya,Tanggung jawab ini menyangkut nama baik
keluarga,Tetapi tanggung jawab juga merupkan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan
dan kehidupan
3) Tanggung
Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia
tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain,sesuai dengan kedudukannya sebagai
mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi
dengan manusia lain tersebut.sehingga dengan demikian manusia di sini
meruppakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tenggung jawab seperti
anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat
tersebut.
4) Tanggung
Jawab Kepada Bangsa/Negara
Suatu kenyataan lagi bahwa
tiap manusia tiap individu adalah warga Negara suatu Negara.Dalam
berfikir,berbuat,bertindak laku manusia terikat oleh norma-norma atau
ukuran-ukuran yang di buat oleh Negara,Manusia tidak dpat berbuat semaunya
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah maka ia harus bertanggung jawab
kepada Negara.
5) Tanggung
Jawab Terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di
bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab,melainkan untuk mengisi kehidupannya
manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan
manusia tidak bisa lepas dari hukuman Tuhan yang di tuangkan dalam berbagai
kitab suci melalui berbagai macam agama.
C) Pengabdian dan
Pengorbanan
Wujud tanggung jawab
juga berupa pengabdian dan pengorbanan,pengabdian dan pengorbanan adalah
perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
a. Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan
baik yang berupa pikiran,pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan
kesetiaan,cinta kasih,sayang,hormat,atau satu ikatan dan semua itu di lakukan
dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab
b. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata
korban atau kurban yang berarti persembahan,sehingga pengorbanan berarti
pemberian untuk menyatakana kebangkitan .Dengan demikian pengorbanan yang
bersifat kebangkitan itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung
pamrih.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebangkitan tanpa pamrih dapat di rasakan bila kita membaca atau mendengarkan kotbah agama.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebangkitan tanpa pamrih dapat di rasakan bila kita membaca atau mendengarkan kotbah agama.
Studi Kasus Manusia dan Tanggung Jawab
Pada umum dan kenyataannya, menjaga hubungan antara orang
tua dan anak, ketika menghadapi anak masih dibilang balita atau anak-anak
sebelum menginjak dewasa, sepertinya relatif masih mudah untuk dilakukan. Akan
tetapi, apabila anak sudah mulai puber, banyak yang mengalami kerenggangan
kontak. Mungkin dari pihak anak sendiri yang sudah bisa menjaga privasi atau
hal-hal yang menjadi rahasia pada dirinya. Dan juga orang tua merasa canggung
untuk lebih intim lagi berkomunikasi dengan anaknya yang menginjak dewasa. Anak
dikatakan bandel itu biasa, tak lepas dari ketidak samaan pendapat antara ortu
dengan anak. Mana yang benar dan mana yang salah jika tanggapannya berbeda, so
pasti nggak bakalan nyambung!
Fenomena yang ada saat ini masih banyak dijumpai ”Kurangnya
kesejahteraan antara anak dengan orang tua, ada anaknya yang menjadi korban
kurang perhatian dari orang tua, dan ada anak yang kurang memperhatikan orang
tua, dan bahkan ada yang kedua-duanya!” Itu jelas ada.
Orang banyak yang bilang kalau di dunia ini tidak ada yang
sempurna, akan tetapi dapat dipastikan tindakan penyimpangan yang dilakukan
oleh seorang anak tidak lepas dari BUAH DIDIKAN ORTU itu sendiri. Jadi, sebagai
orang tua itu jangan kuper dan parno ya…?
Mendidik anak sangat baik dilakukan sejak dini, dan ada tiga
point penting yang perlu dipegang oleh setiap orang tua di dunia(bukan sekedar
di Indonesia doang!) diantaranya sebagai berikut…
1). Orang tua bertanggung
jawab untuk membentuk identitas anak itu sendiri (logika).
Secara garis besar pada intinya orang tua harus bisa
berkomunikasi dengan sehat terhadap anak-anaknya. Dan keberhasilan jalinan
komunikasi ini akan menghadirkan rasa empati yang tinggi diantara keduanya,
sehingga terciptalah rasa saling menghormati satu sama lain. Apabila mendapati
suatu masalah juga bisa dirundingkan permasalahannya dengan bermusyawarah dari
hati ke hati. Komunikasi yang bagus dan rutin, akan menjadikan anak mampu
mengenal identitas tentang siapa dirinya yang sebenarnya. Termasuk siapa
keluarga mereka, latar belakang keluarganya, dan harapan yang ada dari
keluarganya.
Contoh yang hebat seperti ini misalnya; dari sebuah keluarga
katakanlah keluarga X yang mana orang tua tersebut bekerja sebagai
pemungut sampah didesanya. Orang tua itu mengatakan kepada anaknya untuk
tidak merasa malu terhadap apa yang menjadi pekerjaan orang tuanya sehari-hari.
Akan tetapi, orang tua itu berpesan kepada anaknya supaya mau rajin bekerja,
berdo’a dan terus bersemangat dengan apapun keadaannya.
Yang demikianlah, identitas anak menjadi jelas dan anak akan
memahami siapa dirinya.
2). Orang tua bertanggung
jawab terhadap psikologis anak(rasa).
Dalam hal ini, orang tua harus menfokuskan mendidik mental
anak. Maaf, terlepas kondisi fisik anak mungkin ada yang kurang sempurna,
terlepas anak yang mungkin memeiliki keterbatasan seperti lambat menerima
pelajaran di sekolahnya, atau pemalu bergaul dengan orang lain dan berbagai
jenis bentuk keterbatasan seorang anak lainnya.
Untuk jiwa anak yang bagus dan sehat, orang tua harus mampu
menanamkan nilai spiritual, kekuatan mental dan semangat untuk bertahan
hidup(mempunyai cita-cita yang baik). Spiritual disini bukan sekedar
mengenalkan siapa Tuhannya, akan tetapi tentang spirit jiwa yang didapatkan
dari dalam. Memberitahukan bagaimana langkah yang harus kita lakukan apa bila
mendapati suatu masalah dengan bijak merupakan jalan membangun kekuatan mental
anak. Pernah kan kita mengenal sosok orang yang disability tetapi berprestasi?
Pernah juga kan kita mengenal orang yang pernah mengalami pengalaman buruk
dalam hidupnya akan tetapi tetap bisa survive? Mereka bisa karena ada kekuatan
dari dalam jiwanya(psikologisnya).
3). Orang tua bertanggung
jawab terhadap masa depan karier anaknya(aksi).
Berbicara tentang masalah karier memang tidak dapat
diprediksikan, tetapi yang terpenting dan yang paling utama adalah minimal
orang tua itu memberikan bekal terhadap anak-anaknya sebuah motivasi dan
tindakan secara nyata membiasakan anak untuk bisa BEKERJA KERAS dan Anti
PATAH SEMANGAT terhadap kondisi apapun. Disiniah orang tua memantau anak dengan
menumbuhkan kegigihan, keuletan, dan ketangguhan untuk terus berusaha melakukan
sesuatu dengan keikhlasan, rasa tanggung jawab yang tinggi, mempunyai etos
kerja. Jadi, sekalipun pada akhirnya anak tidak memiliki status pendidikan yang
tinggi, sekalipun keluarganya memang berlatar belakang kurang mampu hanya
dengan modal ”Mempunyai dedikasi keuletan bekerja” dapat dipastikan seorang
anak akan mempunyai masa depan yang cerah.
Di Indonesia ini sangat gencar dengan yang namanya kehidupan
rantau-merantau bukan?
Nah, coba pikirkan ya bentuk sumbangan apa yang dapat
diberikan oleh orang tua terhadap anaknya yang paling berharga jika bukan
didikan yang ada diatas ? Bersekolah yang jauh dari keluarga juga dapat
dikatakan merantau, selain merantau itu kebanyakan untuk para pekerja.
Sedangkan hidup dalam rantauan/jauh dengan keluarga tak
dapat dihindari akanresiko tindakan kriminalitas, bisa menjadi korban dan menjadi
pelaku. Korban penyimpangan seksual untuk perempuan, penganiayaan(tenaga kerja
dalam atau luar negeri), dari itu seorang perantau harus mempunyai mental yang
benar dari orang tuanya. Mental dari orang tua disini mengarah pada NILAI MORAL
yang sehat.
OPINI
Memang benar adanya bahwa kalau anak gagal ataupun anak berhasil, banyak orang yang mengaitkannya pada tanggung jawab yang gagal atau berhasil itu dari orang tua itu sendiri. Memang benar juga kalau tanggung jawab orang tua terhadap perkembangan sang anak sangatlah besar. Orang tua memang tidak hanya memenuhi kebutuhan lahiriah saja, namun juga harus memenuhi kebutuhan perkembangan jiwa dan kepribadian sang anak. Akan tetapi hal itu juga harus didukung oleh tanggung jawab dari sang anak itu sendiri juga, karena tanggung jawab seorang anak juga harus bisa menjaga nama baik orang tuanya. Apabila kita bisa menjadi anak yang menurut apa didikan orang tua dan menjadi anak yang bisa dibanggakan, maka sama saja kita sudah melaksanakan tanggung jawab itu.
Maka dari itu mulai dari sekarang marilah kita lebih bias bertanggung jawab menjadi anak yang lebih baik agar kita juga bias membantu orang tua kita memenuhi segala tanggung jawabnya dalam membentuk diri kita menjadi anak yang baik dan berguna di masyarakat.
Memang benar adanya bahwa kalau anak gagal ataupun anak berhasil, banyak orang yang mengaitkannya pada tanggung jawab yang gagal atau berhasil itu dari orang tua itu sendiri. Memang benar juga kalau tanggung jawab orang tua terhadap perkembangan sang anak sangatlah besar. Orang tua memang tidak hanya memenuhi kebutuhan lahiriah saja, namun juga harus memenuhi kebutuhan perkembangan jiwa dan kepribadian sang anak. Akan tetapi hal itu juga harus didukung oleh tanggung jawab dari sang anak itu sendiri juga, karena tanggung jawab seorang anak juga harus bisa menjaga nama baik orang tuanya. Apabila kita bisa menjadi anak yang menurut apa didikan orang tua dan menjadi anak yang bisa dibanggakan, maka sama saja kita sudah melaksanakan tanggung jawab itu.
Maka dari itu mulai dari sekarang marilah kita lebih bias bertanggung jawab menjadi anak yang lebih baik agar kita juga bias membantu orang tua kita memenuhi segala tanggung jawabnya dalam membentuk diri kita menjadi anak yang baik dan berguna di masyarakat.
Sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/11/03/jadi-orang-tua-jangan-kuper-duper-dan-parno-700501.html
0 komentar:
Posting Komentar